Bank Mandiri, sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, telah mencapai berbagai pencapaian di sektor perbankan, baik secara nasional maupun internasional.
Pada tahun 2024, Bank Mandiri berhasil masuk dalam daftar World’s Best Companies versi TIME, sebuah pengakuan bergengsi yang menempatkan perusahaan ini di antara perusahaan-perusahaan global dengan kinerja terbaik.
Pengakuan ini tidak hanya didasarkan pada kinerja keuangan, tetapi juga komitmen perusahaan terhadap penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan, seperti lingkungan, sosial, dan tata kelola (Environmental, Social, Governance – ESG).
Seiring dengan semakin pentingnya keberlanjutan dalam sektor bisnis, perusahaan-perusahaan besar seperti Bank Mandiri telah mulai mengintegrasikan nilai-nilai ESG ke dalam strategi dan operasional mereka.
ESG kini menjadi tolok ukur penting dalam menilai kinerja dan reputasi perusahaan. Inisiatif keberlanjutan ini sejalan dengan visi Bank Mandiri untuk tidak hanya menjadi pemimpin dalam sektor perbankan, tetapi juga dalam menerapkan strategi keuangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Penerapan Environmental, Social, Governance dalam Strategi Keuangan Modern
Penerapan ESG telah menjadi elemen kunci dalam strategi keuangan modern, terutama bagi perusahaan-perusahaan besar di industri perbankan. ESG melibatkan serangkaian prinsip yang mendorong perusahaan untuk mengelola dampak lingkungan, meningkatkan kesejahteraan sosial, dan mempraktikkan tata kelola perusahaan yang baik.
Bank Mandiri, sebagai salah satu pemimpin di sektor ini, telah mengambil langkah-langkah signifikan untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip ESG tidak hanya diterapkan dalam kebijakan internal, tetapi juga dalam hubungan dengan pemangku kepentingan eksternal seperti nasabah, investor, dan masyarakat umum.
Baca juga : 7 Alasan Mengapa Perusahaan Butuh Laporan Keuangan
Penilaian Perusahaan Berdasarkan ESG
Dengan mengintegrasikan ESG, Bank Mandiri berupaya menciptakan nilai jangka panjang sekaligus mengurangi risiko operasional dan reputasional.
Peran ESG Memengaruhi Kinerja dan Reputasi Bank Mandiri
ESG telah menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi kinerja dan reputasi Bank Mandiri. Implementasi ESG yang efektif tidak hanya membantu perusahaan dalam memitigasi risiko lingkungan dan sosial, tetapi juga meningkatkan daya saing di pasar global.
Bank Mandiri telah memperkuat reputasinya sebagai lembaga keuangan yang bertanggung jawab dengan menerapkan berbagai inisiatif ESG, mulai dari pengurangan jejak karbon hingga pembiayaan proyek hijau. Reputasi yang kuat ini juga memperkuat hubungan dengan nasabah dan pemangku kepentingan lainnya.
Dengan adanya inisiatif ESG, Bank Mandiri tidak hanya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bisnisnya, tetapi juga membuka peluang baru untuk investasi berkelanjutan. Hal ini sangat penting karena dalam lingkungan bisnis saat ini, perusahaan yang menerapkan ESG dengan baik cenderung memiliki kinerja keuangan yang lebih stabil dan bertahan lama.
Dampak ESG terhadap Pertumbuhan Pendapatan dan Kepuasan Karyawan
Penerapan ESG memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap perusahaan, terutama dalam pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan. Berikut dampak ESG terhadap pertumbuhan pendapatan dan kepuasan karyawan:
- Meningkatkan Reputasi Perusahaan
Penerapan ESG yang kuat membantu perusahaan meningkatkan reputasi di mata konsumen dan investor. Ketika perusahaan secara aktif terlibat dalam keberlanjutan lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola yang baik, hal ini menarik minat pelanggan dan mitra bisnis yang lebih peduli terhadap praktik bisnis yang etis. Reputasi positif ini dapat mendorong pertumbuhan pendapatan melalui peningkatan loyalitas pelanggan dan peluang bisnis baru. - Mendukung Inovasi Produk dan Layanan
Dengan fokus pada keberlanjutan dan tanggung jawab sosial, perusahaan cenderung mencari cara untuk mengembangkan produk dan layanan yang lebih ramah lingkungan atau memiliki dampak sosial positif. Inovasi ini tidak hanya memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang untuk produk berkelanjutan, tetapi juga membuka peluang untuk memasuki segmen baru, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan perusahaan. - Meningkatkan Keterlibatan dan Kepuasan Karyawan
Perusahaan yang berkomitmen pada ESG menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik, dengan menekankan kesejahteraan karyawan, inklusivitas, dan tanggung jawab sosial. Karyawan merasa lebih bangga bekerja di perusahaan yang memiliki tujuan lebih besar dan berkontribusi pada masyarakat. Ini meningkatkan kepuasan dan keterlibatan karyawan, yang berdampak pada produktivitas, retensi, dan pengurangan biaya yang berkaitan dengan pergantian tenaga kerja. - Meminimalisir Risiko dan Biaya Operasional
ESG yang kuat juga berkaitan dengan pengelolaan risiko yang lebih baik, seperti meminimalisir risiko lingkungan dan sosial yang dapat merusak citra perusahaan. Dengan fokus pada pengurangan jejak karbon, efisiensi energi, dan manajemen limbah, perusahaan dapat mengurangi biaya operasional dalam jangka panjang. Selain itu, tata kelola yang baik mengurangi risiko hukum dan kepatuhan, yang juga berkontribusi pada stabilitas pendapatan perusahaan.
Baca juga : 6 Jenis Laporan Keuangan dan Kegunaannya bagi Non-Finance
Keberlanjutan dalam Industri Perbankan
Penerapan ESG yang konsisten membawa manfaat jangka panjang, baik dari segi pertumbuhan pendapatan maupun kepuasan karyawan, serta menciptakan perusahaan yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing.
Strategi Keuangan Berkelanjutan
Di era modern, industri perbankan global menghadapi tekanan yang semakin besar untuk berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. Strategi keuangan berkelanjutan adalah upaya untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, sekaligus mendukung proyek-proyek hijau yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi rendah karbon.
Bank Mandiri telah memposisikan diri di garis depan dengan menerapkan strategi ini melalui pengurangan jejak karbon dan pengembangan portofolio pembiayaan hijau.
Sementara itu, pembiayaan hijau melibatkan pendanaan untuk proyek-proyek yang mendukung energi terbarukan, infrastruktur hijau, dan pengelolaan air yang efisien. Inisiatif-inisiatif ini tidak hanya membantu melindungi lingkungan, tetapi juga membuka peluang bisnis baru di sektor energi bersih yang terus berkembang.
Inisiatif Mandiri dalam Menurunkan Emisi Karbon dan Portofolio Hijau
Bank Mandiri telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk menurunkan emisi karbon dan memperluas portofolio hijau. Salah satu langkah yang signifikan adalah memperkenalkan produk-produk keuangan yang ramah lingkungan, seperti pembiayaan hijau untuk proyek energi terbarukan dan infrastruktur berkelanjutan.
Dengan mendukung inisiatif-inisiatif ini, Bank Mandiri tidak hanya menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan, tetapi juga meningkatkan daya saingnya di pasar yang semakin peduli terhadap dampak lingkungan.
Sebagai bagian dari strategi ini, Bank Mandiri juga berfokus pada efisiensi operasional dengan menerapkan teknologi hijau di kantor dan cabang-cabangnya. Langkah ini termasuk penggunaan energi terbarukan, pengelolaan limbah yang lebih baik, dan inisiatif untuk mengurangi penggunaan kertas. Semua ini merupakan bagian dari upaya Bank Mandiri untuk menjadi lembaga keuangan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Baca juga : 4 Jenis Laporan Keuangan Menurut IFRS dan Rekomendasi Standar Pelaporan Keuangan Internasional
Integrasi PSAK 71 dan Manajemen Risiko
Penerapan PSAK 71 di Indonesia memiliki dampak signifikan terhadap sektor keuangan, terutama dalam hal manajemen risiko dan profitabilitas. PSAK 71 memperkenalkan konsep pengakuan kerugian kredit yang diharapkan (expected credit loss), yang membantu bank memitigasi risiko kredit dengan lebih efektif.
Bank Mandiri, sebagai lembaga keuangan terkemuka, telah mengintegrasikan PSAK 71 ke dalam kerangka manajemen risiko mereka, memastikan bahwa mereka siap menghadapi ketidakpastian ekonomi dan volatilitas pasar.
PSAK 71 tidak hanya memengaruhi cara bank mencatat potensi kerugian, tetapi juga memengaruhi profitabilitas secara keseluruhan. Dengan metode penghitungan yang lebih ketat terkait risiko kredit, Bank Mandiri dapat mengelola portofolionya dengan lebih efisien, mengurangi eksposur terhadap risiko kredit yang tidak diinginkan, dan pada akhirnya meningkatkan stabilitas keuangannya.
Implementasi IFRS 9/PSAK 71 dalam merancang Strategi Perusahaan
Dalam dunia perbankan dan keuangan yang terus berkembang, pemahaman yang mendalam tentang standar akuntansi terkini menjadi sangat penting.
FS Institute kembali akan menyelenggarakan Pelatihan IFRS 9/PSAK 71 yang menawarkan wawasan komprehensif mengenai penerapan standar ini dan dampaknya terhadap profitabilitas perusahaan.
Mengapa Pelatihan Ini Penting?
- Pemahaman Mendalam tentang IFRS 9/PSAK 71
Pelatihan ini dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam tentang konsep dan praktik terbaik terkait pengakuan kerugian kredit yang diharapkan (expected credit loss). - Dampak Terhadap Profitabilitas
Dalam pelatihan ini, peserta akan mempelajari bagaimana pengakuan kerugian yang lebih ketat dapat mengubah cara perusahaan mengelola portofolio pinjaman dan investasi. - Kepatuhan dan Transparansi
Pelatihan ini akan membekali peserta dengan pengetahuan yang diperlukan untuk memastikan bahwa perusahaan mereka memenuhi standar akuntansi terbaru, sekaligus meningkatkan transparansi laporan keuangan kepada pemangku kepentingan. - Studi Kasus dan Praktik Terbaik
FS Institute menyediakan studi kasus nyata dan praktik terbaik dari perusahaan-perusahaan terkemuka yang telah berhasil menerapkan IFRS 9/PSAK 71.
Jangan lewatkan kesempatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Anda dalam pengelolaan risiko kredit dan penerapan IFRS 9/PSAK 71. Kunjungi FS Institute untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran pelatihan. Bersama-sama, kita dapat mempersiapkan perusahaan Anda untuk masa depan yang lebih baik dan lebih berkelanjutan!