Apa yang dimaksud dengan CASA?
CASA (Current Account Saving Account) adalah gabungan rekening giro dan tabungan yang menjadi sumber dana murah bagi bank. Semakin tinggi rasio CASA, semakin rendah biaya dana bank, sehingga meningkatkan profitabilitas. Di tengah ketatnya likuiditas dan ketidakpastian ekonomi global, bank-bank di Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mengelola pendanaan. Salah satu solusi kunci adalah manajemen CASA yang efektif.
Mengapa Manajemen CASA Menjadi Prioritas Utama Perbankan di 2025?
Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan tekanan likuiditas yang semakin ketat, manajemen CASA muncul sebagai strategi kritis bagi perbankan Indonesia. Tahun 2025 diprediksi akan menjadi tahun yang menantang, di mana bank-bank harus mengoptimalkan pendanaan murah sekaligus menjaga stabilitas likuiditas. Sumber dana dari CASA (rekening giro dan tabungan) memiliki keunggulan strategis dibandingkan instrumen pendanaan lain seperti deposito atau pinjaman antar bank. Berbeda dengan deposito yang memerlukan biaya bunga tinggi, dana CASA cenderung lebih murah dan stabil, membuatnya menjadi tulang punggung pendanaan bank.
Berikut alasan mendasar mengapa manajemen CASA menjadi kunci di 2025:
- Biaya dana lebih rendah dibandingkan deposito.
- Likuiditas lebih stabil, mengurangi ketergantungan pada pendanaan jangka pendek.
- Meningkatkan ketahanan bank di tengah fluktuasi suku bunga dan risiko ekonomi.
Berdasarkan Laporan BCA (2025), bank dengan rasio CASA tinggi terbukti lebih tahan menghadapi gejolak likuiditas. Dalam situasi di mana pasar keuangan global mengalami volatilitas, memiliki basis dana murah yang andal menjadi pembeda antara bank yang tangguh dan yang rentan terhadap krisis.
Faktor Penyebab Ketatnya Likuiditas di Sektor Perbankan Indonesia
Kondisi likuiditas yang semakin ketat sebenarnya merupakan dampak dari beberapa perkembangan penting di sektor perbankan dan moneter. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter telah mengambil langkah menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi, namun kebijakan ini membawa konsekuensi tertentu bagi likuiditas perbankan. Di sisi lain, perkembangan ekonomi global yang tidak menambah menciptakan tantangan tersendiri.
4 faktor-faktor kunci yang menyebabkan ketatnya likuiditas perbankan:
- Kenaikan suku bunga BI membuat nasabah beralih ke deposito berjangka
- Persaingan ketat antar bank dalam menghimpun dana
- Efek global monetary tightening (kenaikan suku bunga Fed & ECB) yang mengurangi aliran modal asing
- Kenaikan NPL (Non-Performing Loan) mengurangi kemampuan bank menyalurkan kredit
Faktor-faktor ini saling berinteraksi menciptakan lingkungan operasional yang menantang bagi perbankan nasional. Kenaikan suku bunga BI misalnya, tidak hanya mempengaruhi perilaku nasabah tetapi juga berdampak pada biaya pendanaan bank. Sementara itu, ketegangan di pasar global turut mempengaruhi aliran modal yang selama ini menjadi sumber likuiditas penting bagi perbankan Indonesia.
Baca juga : Penerapan Asset Liability Management (ALMA) pada Bank Syariah
Dampak Gelombang Ekonomi Global pada Stabilitas Likuiditas Perbankan Nasional
Di era globalisasi yang semakin terinterkoneksi, kondisi ekonomi dunia tidak dapat dipisahkan dari stabilitas sistem keuangan Indonesia. Pada tahun 2025, tiga faktor utama dari ekosistem global memberikan tekanan signifikan terhadap likuiditas perbankan nasional. Mari kita bahas dampak masing-masing faktor tersebut:
- Capital Outflow ke Pasar Developed
Kenaikan suku bunga oleh bank sentral negara maju (The Fed dan ECB) membuat instrumen keuangan mereka lebih menarik bagi investor global. Aliran modal asing yang selama ini mengisi pasar keuangan Indonesia mulai berpindah ke negara-negara dengan imbal hasil lebih tinggi.
- Pelemahan Nilai Rupiah dan Biaya Pendanaan Valas
Ketidakseimbangan aliran modal global turut memicu depresiasi rupiah terhadap mata uang utama. Bagi perbankan, kondisi ini berarti pembiayaan valas (seperti pinjaman luar negeri atau pembelian instrumen dollar) menjadi lebih mahal. - Gangguan Rantai Pasok Global dan Likuiditas Korporasi
Krisis supply chain yang berkelanjutan memengaruhi arus kas perusahaan-perusahaan besar di Indonesia. Ketika operasional bisnis terganggu, kemampuan korporasi untuk menyimpan dana di bank turut menyusut. Padahal, simpanan korporasi merupakan salah satu komponen penting dalam komposisi dana pihak ketiga (DPK) perbankan.
Strategi Meningkatkan Rasio CASA di 2025
- Program Loyalitas & Cashback
Memberikan insentif seperti cashback atau reward points untuk transaksi menggunakan rekening CASA. - Bundling Produk Perbankan
Menawarkan paket rekening CASA dengan kartu kredit atau pinjaman berbunga rendah. - Target Segmen Khusus
Fokus pada UMKM, freelancer, dan gen-Z yang cenderung lebih aktif dalam transaksi digital. - Kerja Sama dengan Fintech & E-commerce
Integrasi pembayaran digital (contoh: GoPay, ShopeePay) untuk meningkatkan penggunaan rekening CASA.
Baca juga : Bongkar Strategi Jitu Bank Syariah di Tengah Tantangan Ekonomi
Peran Teknologi dalam Optimalisasi Manajemen CASA
Di era transformasi digital yang kian masif, teknologi menjadi game changer dalam strategi pengelolaan CASA bagi perbankan modern. Inovasi digital tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga membuka peluang baru dalam memperkuat basis dana murah. Tiga terobosan teknologi yang sedang mengubah lanskap manajemen CASA:
- Kecerdasan Buatan dan Big Data untuk Personalisasi Layanan
Teknologi AI dan analitik big data memungkinkan bank menganalisis pola transaksi nasabah secara real-time. Dengan memproses data historis transaksi, perilaku pengeluaran, dan preferensi finansial, bank dapat menawarkan produk CASA yang benar-benar sesuai kebutuhan masing-masing nasabah. Contohnya, sistem bisa merekomendasikan paket CASA khusus untuk pebisnis UMKM yang membutuhkan transaksi frekuensi tinggi dengan biaya admin minimal. - Open Banking sebagai Penguat Ekosistem Keuangan
Konsep open banking menghilangkan sekat antara bank dengan penyedia jasa keuangan digital lainnya. Melalui API (Application Programming Interface), rekening CASA dapat terintegrasi dengan aplikasi e-wallet, platform investasi, atau fintech lending. Integrasi ini menciptakan pengalaman banking yang seamless sekaligus meningkatkan engagement nasabah dengan produk CASA mereka. - Digital Onboarding untuk Pengalaman Pembukaan Rekening Tanpa Ribet
Proses pembukaan rekening CASA yang dulunya memerlukan kunjungan fisik ke cabang, kini bisa diselesaikan dalam hitungan menit melalui smartphone. Fitur KYC (Know Your Customer) digital dengan verifikasi biometrik dan e-signature telah menghilangkan hambatan geografis. Bank-bank terdepan bahkan sudah menerapkan teknologi OCR (Optical Character Recognition) untuk pemindaian dokumen secara instan, membuat customer acquisition menjadi lebih efisien dan cost-effective.
Baca juga : Payroll dan Perbankan di Tahun 2025: Peluang, Tantangan, dan Solusi
Digital Banking sebagai Penggerak Pertumbuhan CASA
Transformasi digital telah mengubah wajah industri perbankan, menjadikan platform digital sebagai ujung tombak dalam pengembangan basis dana murah. Dalam konteks CASA, digital banking tidak sekadar menjadi saluran transaksi, melainkan ekosistem terintegrasi yang mendorong loyalitas dan engagement nasabah. Dua pilar utama digital banking yang menjadi katalis pertumbuhan CASA:
- Super App Mobile Banking dengan Fitur All-in-One
Aplikasi mobile banking kini berevolusi menjadi platform finansial serba lengkap yang menggabungkan rekening CASA dengan berbagai fitur nilai tambah. Integrasi dengan layanan e-wallet, pembelian produk investasi, serta pembayaran tagihan dalam satu platform menciptakan stickiness yang mendorong nasabah untuk mempertahankan dan meningkatkan saldo CASA mereka. - QRIS & Sistem Pembayaran Instan sebagai Penggerak Transaksi
Adopsi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) dan berbagai solusi pembayaran instan telah mentransformasi pola transaksi masyarakat. Kemudahan bertransaksi melalui scan QR yang terhubung langsung dengan rekening CASA tidak hanya meningkatkan frekuensi penggunaan, tetapi juga membentuk kebiasaan baru dalam pengelolaan keuangan sehari-hari. Sistem pembayaran real-time 24/7 yang didukung oleh infrastruktur BI-FAST semakin memperkuat posisi rekening CASA sebagai primary account bagi nasabah retail maupun UMKM.
Strategi Perbankan dalam Merekrut Nasabah CASA Baru di Era Kompetitif 2025
Rekening CASA merupakan tulang punggung pendanaan murah bank, namun di sisi lain nasabah seringkali kurang aware terhadap manfaat produk ini dibandingkan deposito atau produk investasi. Di sinilah pentingnya pendekatan kreatif yang mampu mengedukasi sekaligus memberikan nilai tambah nyata bagi calon nasabah. Tiga strategi teruji yang terbukti efektif dalam menarik nasabah baru untuk membuka rekening CASA:
- Zero Admin Fee sebagai Daya Tarik Awal
Penghapusan biaya administrasi menjadi magnet utama bagi kalangan milenial dan Gen Z yang sensitif terhadap biaya tersembunyi. - Edukasi Finansial yang Mencerahkan
Kampanye edukatif melalui media sosial dan webinar terbukti efektif meningkatkan pemahaman masyarakat tentang keunggulan CASA. - Program Referral yang Menguntungkan
Mekanisme referral berbasis reward menciptakan efek viral alami sekaligus membangun komunitas nasabah yang loyal. Bank seperti OCBC NISP sukses meningkatkan akuisisi nasabah CASA hingga 30% melalui program referensi yang menarik.
Ketiga strategi ini tidak hanya berfokus pada akuisisi jangka pendek, tetapi juga membangun hubungan berkelanjutan dengan nasabah. Dengan pendekatan yang tepat, bank dapat mengkonversi nasabah CASA baru menjadi pengguna aktif yang berkontribusi pada pertumbuhan dana murah secara berkelanjutan.Ā
Baca juga : Aplikatif Basel III dan Solvency II di Perbankan Indonesia
Inovasi Produk untuk Tingkatkan Daya Tarik CASA
Di tengah tingginya ekspektasi nasabah akan layanan perbankan yang fleksibel dan bernilai tambah, inovasi produk CASA menjadi kunci untuk meningkatkan daya tarik dan retensi nasabah. Bank-bank terdepan kini menghadirkan solusi terintegrasi yang menggabungkan manfaat tabungan dengan fitur tambahan untuk memenuhi kebutuhan finansial yang semakin kompleks.
Berikut tiga terobosan inovatif yang mengubah wajah produk CASA:
- Hybrid Account: Gabungan tabungan & investasi dalam satu rekening.
- Flexi-Saving: Sistem auto-sweep ke deposito dengan bunga lebih tinggi.
- CASA dengan Asuransi: Proteksi gratis bagi nasabah dengan saldo tertentu.
Inovasi-inovasi ini tidak hanya meningkatkan nilai produk CASA, tetapi juga menciptakan diferensiasi kompetitif di pasar yang semakin padat. Dengan pendekatan berbasis kebutuhan nyata nasabah, bank dapat mengubah rekening CASA dari sekadar produk transaksional menjadi solusi keuangan komprehensif.
Regulasi OJK Mempengaruhi Manajemen CASA di Bank-Bank Indonesia
Sebagai regulator sektor jasa keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerapkan berbagai kebijakan yang secara langsung memengaruhi strategi manajemen CASA bank-bank di Indonesia. Regulasi ini dirancang untuk menjaga stabilitas sistem perbankan sekaligus mendorong praktik pengelolaan dana yang sehat dan berkelanjutan.
Dampak Utama Regulasi OJK pada Manajemen CASA:
- Ketentuan LDR (Loan to Deposit Ratio) mendorong bank meningkatkan CASA untuk memenuhi kebutuhan kredit.
- Aturan GWM (Giro Wajib Minimum) memengaruhi strategi pengumpulan dana murah.
- PSAK 71/IFRS 9 mengharuskan bank lebih hati-hati dalam pengakuan pendapatan dan risiko kredit.
Contoh Bank-Bank Indonesia yang Sukses Meningkatkan Basis CASA
Beberapa bank nasional telah membuktikan bahwa strategi inovatif dan fokus pada kebutuhan nasabah dapat mendorong pertumbuhan CASA secara signifikan. Berikut contoh konkret kesuksesan mereka:
- BNI: Digital Banking & Ekosistem UMKM
Melalui kolaborasi dengan pelaku UMKM dan fitur transaksi digital, BNI berhasil meningkatkan CASA 18% YoY (2024). Program BNI UMKM Digital menghubungkan 500.000 merchant dengan layanan perbankan terintegrasi. - BCA: Revolusi Digital dengan Beragam Insentif
Aplikasi BCA Digital mencapai 15 juta pengguna dengan strategi cashback hingga 20% untuk transaksi merchant partner. Fitur “Sweep Account” otomatis meningkatkan saldo rata-rata CASA nasabah sebesar 25%. - Bank Mandiri: Integrasi Pembayaran Nasional
Kemitraan strategis dengan LinkAja dan integrasi pembayaran transportasi (MRT/LRT) berhasil menambah 2 juta rekening CASA baru dalam 6 bulan terakhir.
Baca juga : Bank Mandiri dan Analisis Penerapan Strategi Keuangan Berkelanjutan untuk Masa Depan
Rekomendasi Program Finance & Legal IFRS 9 (Ed Psak 71)
Layanan Finance & Legal IFRS 9 (Ed Psak 71) kami memberikan pemahaman mendalam tentang strategi dan dampak penerapan standar terbaru terhadap profitabilitas perusahaan. Dalam kursus ini, peserta akan mempelajari bagaimana IFRS 9 (Ed Psak 71) dapat membantu perusahaan dalam mengelola risiko kredit, menentukan penyisihan kerugian, serta meningkatkan pengelolaan aset keuangan dengan cara yang lebih efisien dan tepat.
Dengan mengikuti pelatihan ini, Anda tidak hanya mendapatkan wawasan tentang peraturan dan kebijakan terkini, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan dalam pengambilan keputusan bisnis yang lebih cerdas dan berbasis data. Anda akan mampu meningkatkan akurasi laporan keuangan, memitigasi risiko, serta mengoptimalkan kinerja finansial perusahaan.
Buka Peluang Karir Anda dengan Keahlian yang Diakui Secara Global
Pelatihan ini tidak hanya mendukung pengembangan keterampilan teknis Anda, tetapi juga membuka peluang karir yang lebih luas di bidang keuangan dan hukum. Pemahaman yang mendalam tentang IFRS 9 dan Psak 71 sangat dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan yang ingin tetap relevan dan kompetitif di pasar global yang dinamis.
Jangan lewatkan kesempatan untuk mengembangkan diri dan memberikan kontribusi signifikan dalam bisnis Anda. Dengan mengikuti layanan ini, Anda akan semakin siap untuk menghadapi tantangan finansial yang terus berkembang. Segera ambil langkah pertama menuju penguasaan strategi keuangan yang efektif dan berdampak positif pada profitabilitas perusahaan Anda. Konsultasikan sekarang!
Kesimpulan
Di tengah tantangan likuiditas 2025, manajemen CASA yang efektif menjadi kunci bagi bank untuk menjaga stabilitas pendanaan. Dengan strategi digitalisasi, inovasi produk, dan kerja sama dengan fintech, bank dapat meningkatkan rasio CASA sekaligus memperkuat profitabilitas.
FAQ
- Apa beda CASA dan deposito?
CASA (giro & tabungan) biayanya lebih murah bagi bank dibanding deposito yang memberikan bunga tinggi.
- Bagaimana cara menghitung rasio CASA?
Rumus: (Total Giro + Tabungan) / Total Dana Pihak Ketiga x 100%
- Apakah CASA aman dari risiko likuiditas?
Ya, karena dana CASA cenderung lebih stabil dibanding deposito berjangka.
- Bank mana yang memiliki rasio CASA tertinggi di Indonesia?
BCA, Bank Mandiri, dan BNI termasuk yang memiliki rasio CASA tinggi.
- Bagaimana nasabah bisa mendapatkan manfaat maksimal dari CASA?
Dengan memanfaatkan fitur cashback, bundling produk, dan integrasi pembayaran digital.
Referensi
- BCA Banking Outlook 2025: Link PDF
- Media Indonesia: BNI Fokus Dana Murah 2025
- OJK Circular on LDR & Liquidity Risk Management
- Riset McKinsey: Digital Banking Trends in Southeast Asia 2025
- IFRS 9 & PSAK 71: FS Institute
- Bank Indonesia Report: Kebijakan Moneter 2025
- Harvard Business Review: “The Future of Retail Banking in Digital Era”
Ā