Hindari 8 Kebiasaan Buruk Yang Pengaruhi Usahamu
rexy 0 Comments

Hindari 8 Kebiasaan Buruk Yang Pengaruhi Usahamu

Rate this post

Setiap pelaku usaha, baik yang baru merintis maupun yang sudah lama berjalan, pasti menginginkan kelancaran dan kesuksesan dalam perjalanan bisnisnya. 

Namun, dalam prosesnya, banyak kebiasaan buruk yang tidak disadari dapat menghambat kemajuan usaha. Salah satunya adalah kebiasaan terkait dengan pengelolaan keuangan yang tidak optimal. Artikel ini akan membahas kebiasaan buruk yang sering mempengaruhi usaha dan bagaimana cara untuk menghindarinya.

Tantangan Usaha Hari Ini

Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, ada beberapa tantangan yang sering dihadapi oleh pelaku usaha. Tiga tantangan utama yang harus dihadapi oleh para pengusaha saat ini adalah sebagai berikut:

  • Persaingan Pasar yang Semakin Ketat
    Pasar yang semakin terhubung secara global dan kemajuan teknologi membuat persaingan bisnis semakin ketat. Pelaku usaha harus terus berinovasi, meningkatkan kualitas produk, dan memberikan nilai tambah untuk tetap bisa bersaing.
  • Fluktuasi Ekonomi yang Tidak Dapat Diprediksi
    Ketidakpastian ekonomi, baik di tingkat domestik maupun global, menjadi tantangan besar bagi pengusaha. Krisis ekonomi atau perubahan kebijakan yang mendadak dapat mempengaruhi daya beli konsumen dan kestabilan operasional perusahaan.
  • Perkembangan Teknologi yang Pesat
    Teknologi yang terus berkembang membuka peluang besar, tetapi juga menghadirkan tantangan baru. Perusahaan yang tidak dapat beradaptasi dengan teknologi baru akan tertinggal oleh pesaing.

Baca juga : Penghapusan Utang UMKM Segera Berlaku, Ini Kata Bank BUMN

Kebiasaan Buruk Yang Pengaruhi Usaha

Di balik tantangan-tantangan di atas, kebiasaan buruk dalam pengelolaan keuangan masih menjadi hambatan utama yang sering kali diabaikan. Berikut adalah 8 kebiasaan buruk yang bisa mempengaruhi kesehatan usaha Anda.

1. Piutang Tidak Terkendali

Salah satu kesalahan umum yang sering terjadi dalam pengelolaan keuangan adalah piutang yang tidak terkendali. Piutang yang menumpuk tanpa tindakan yang jelas untuk menagih dapat mengganggu arus kas perusahaan. Ketika pembayaran dari pelanggan tidak diterima tepat waktu, perusahaan akan kesulitan untuk memenuhi kewajiban keuangan lainnya. 

Oleh karena itu, penting untuk memiliki sistem yang jelas dalam mengelola piutang, seperti menentukan batas waktu pembayaran, memberikan insentif bagi pelanggan yang membayar tepat waktu, dan melakukan tindak lanjut secara proaktif terhadap piutang yang jatuh tempo.

2. Sistem Kontrol Cashflow Tidak Optimal

Cashflow adalah darah kehidupan bagi setiap usaha. Tanpa aliran kas yang lancar, bisnis akan kesulitan bertahan. Namun, banyak pengusaha yang tidak memiliki sistem kontrol cashflow yang optimal. Hal ini bisa disebabkan oleh pengeluaran yang tidak terencana, penurunan pendapatan yang tidak diprediksi, atau kebiasaan menunda pembayaran kewajiban. 

Untuk menghindarinya, penting untuk memantau cashflow secara rutin, menggunakan software akuntansi untuk mengelola pengeluaran dan pemasukan, serta membuat anggaran kas yang realistis.

3. Tidak Mengatur Cash Projection

Tanpa proyeksi arus kas yang jelas, Anda mungkin tidak tahu berapa banyak uang yang tersedia untuk operasional atau investasi di masa depan. Cash projection atau proyeksi arus kas adalah perkiraan tentang pendapatan dan pengeluaran perusahaan untuk periode tertentu. 

Kebiasaan tidak mengatur cash projection dapat mengarah pada ketidakmampuan dalam merencanakan kebutuhan dana untuk ekspansi atau menghadapi kondisi darurat. Proyeksi ini akan membantu Anda membuat keputusan yang lebih baik terkait pengeluaran dan investasi.

4. Malas Menganalisa Laporan Keuangan

Banyak pengusaha yang tidak meluangkan waktu untuk menganalisis laporan keuangan mereka secara menyeluruh. Padahal, laporan keuangan adalah sumber informasi yang sangat penting untuk menilai kesehatan dan kinerja bisnis. Tanpa pemahaman yang baik terhadap laporan keuangan, sulit untuk mengetahui apakah bisnis berjalan sesuai rencana atau ada area yang perlu diperbaiki. 

Oleh karena itu, penting untuk rutin melakukan analisis laporan keuangan, baik itu laporan laba rugi, neraca, atau laporan arus kas, untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang kondisi keuangan perusahaan.

5. Tidak Paham Cara Membaca Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk menilai kinerja dan stabilitas finansial perusahaan. Banyak pengusaha yang tidak memahami cara membaca rasio keuangan yang ada, seperti rasio likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas. Padahal, pemahaman yang baik tentang rasio keuangan ini dapat membantu dalam pengambilan keputusan strategis. 

Jika Anda tidak tahu bagaimana cara menginterpretasikan rasio keuangan, Anda mungkin akan kesulitan dalam mengukur sejauh mana usaha Anda sehat dan berkelanjutan.

6. Kesulitan Mendapatkan Data Keuangan

Terkadang, pengusaha kesulitan dalam mengakses data keuangan yang akurat dan terkini. Hal ini bisa disebabkan oleh sistem pencatatan keuangan yang buruk atau penggunaan perangkat lunak yang tidak efisien. Tanpa data yang akurat, pengambilan keputusan bisnis akan terganggu dan berisiko menurunkan kinerja. 

Oleh karena itu, pastikan Anda memiliki sistem akuntansi yang baik, serta rutin memeriksa dan memperbarui data keuangan agar selalu siap saat dibutuhkan.

7. Terlalu Fokus pada Uang Keluar dan Masuk

Meskipun penting untuk memonitor arus uang keluar dan masuk, terlalu fokus pada aspek ini bisa mengalihkan perhatian dari elemen penting lain dalam pengelolaan keuangan. Misalnya, Anda mungkin tidak memberi perhatian cukup pada investasi jangka panjang, perencanaan pajak, atau optimalisasi biaya. 

Fokus hanya pada uang yang masuk dan keluar dapat menyebabkan kesalahan dalam pengelolaan aset atau peluang untuk berkembang. Cobalah untuk melihat gambaran besar dan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mendukung pertumbuhan bisnis.

8. Tidak Mampu Mengukur Kesehatan Bisnis Melalui Cash Analysis

Analisis kas adalah cara yang efektif untuk mengukur seberapa sehat bisnis Anda. Namun, banyak pengusaha yang tidak memiliki alat atau pemahaman untuk melakukan cash analysis yang mendalam. Tanpa analisis kas, Anda tidak dapat mengetahui dengan jelas berapa banyak dana yang tersedia untuk operasional atau ekspansi, atau bagaimana arus kas mempengaruhi profitabilitas bisnis. 

Penting untuk memiliki indikator kinerja yang jelas, termasuk cash flow ratio, untuk memastikan bahwa bisnis Anda dapat bertahan dan berkembang.

Baca juga : Rincian Barang Mewah yang Kena PPN 12 Persen: Rumah Seharga Rp 30 Miliar hingga Motor di Atas 250 CC

Cashflow Management untuk Pengelolaan Keuangan yang Efisien

Cashflow atau aliran kas adalah aspek penting dalam kesuksesan bisnis. Tanpa manajemen kas yang baik, meski perusahaan menghasilkan profit, masalah cashflow dapat menghambat pertumbuhan. 

FS Institute kembali membuka Training Cashflow Management yang dirancang untuk membantu profesional memahami teknik pengelolaan kas yang efisien, termasuk analisis piutang, kebijakan inventori, perencanaan cash budget, dan evaluasi kinerja kas. 

Dengan metode presentasi, diskusi, dan studi kasus, peserta akan mengembangkan keterampilan untuk mendukung keputusan bisnis yang lebih baik.

Pelatihan ini mencakup berbagai topik penting untuk mengelola arus kas perusahaan secara efektif, di antaranya:

  • Teknik dan alat untuk analisis cashflow
  • Menyusun proyeksi kas dan cash budget
  • Mengelola piutang dan hutang
  • Kebijakan inventori yang mendukung cashflow yang sehat
  • Mengukur dan mengevaluasi kinerja kas

Segera daftarkan diri Anda sekarang juga. Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi CASHFLOW MANAGEMENT TRAINING.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.