indikator risiko
Duha 0 Comments

Indikator Risiko: Awal atau Akhir?

Rate this post

[vc_row][vc_column][vc_column_text]Istilah leading indicator (indikator awal) dan lagging indicator (indikator akhir) mungkin sering kita dengar atau baca di dalam topik manajemen kinerja. Apa sebenarnya arti kedua istilah ini? Mana yang lebih baik dipakai sebagai indikator risiko di dalam manajemen risiko?

Indikator (indicator) adalah sesuatu yang dapat memberikan petunjuk, sedangkan indikasi (indication) adalah tanda-tanda yang menarik perhatian atau petunjuk. Indikator merujuk kepada alat ukur yang menunjukkan sesuatu, sedangkan indikasi adalah sinyal yang ditunjukkan. Indikator memberikan indikasi, misalnya indikator nilai pendapatan dapat menjadi indikasi keberhasilan kampanye pemasaran suatu perusahaan.

Indikator awal berorientasi kepada masukan atau proses, sulit diukur, dan mudah dipengaruhi. Sebaliknya, indikator akhir berorientasi kepada hasil, mudah diukur, dan sulit dipengaruhi. Kembali kepada contoh di atas, nilai pendapatan adalah indikator akhir yang berorientasi kepada hasil, lebih mudah diukur, tetapi lebih sulit dipengaruhi. Indikator awal yang bisa diambil dalam konteks ini, antara lain jumlah kunjungan kepada calon klien dan persentase kunjungan yang menunjukkan hasil positif.

Baca Juga: CREDIT SCORING (Financial Credit Management)

Indikator risiko adalah metrik yang menunjukkan kemungkinan munculnya suatu risiko yang melebihi selera risiko. Jumlah indikator risiko dapat sangat banyak dan tidak mungkin untuk mengawasi seluruh metrik ini. Oleh sebab itu, perlu dipilih beberapa indikator risiko utama (KRI, key risk indicators). KRI adalah indikator yang memiliki relevansi tinggi dan memiliki probabilitas tinggi untuk memprediksi atau mengindikasikan risiko-risiko utama atau penting.

Beberapa kriteria yang dapat dipakai untuk memilih KRI dari berbagai indikator risiko adalah sebagai berikut:

  1. Dampak: Indikator harus berdampak besar terhadap bisnis
  2. Keandalan: Indikator harus memiliki korelasi tinggi terhadap risiko dan menjadi alat pengukur prakiraan atau keluaran
  3. Kesensitifan: Indikator harus mewakili risiko dan dapat secara akurat mengindikasikan variasi dalam risiko
  4. Kemudahan: Indikator yang mudah diterapkan, diukur, dan dilaporkan lebih diutamakan

Rangkaian KRI yang lengkap harus menyeimbangkan indikator terhadap penyebab (indikator awal) dan dampak (indikator akhir).

Rujukan:

  • Cahyono, B.K. (2012). Mengenal Lag & Lead Indikator Secara Sederhana.
  • ISACA. (2009). The Risk IT Practitioner Guide.
  • Van der Poel, K. (2013). Lagging and Leading Indicators.

Sumber: Ivan Lanin, Direktur Proxsis Banking and GRC

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.