Treasury Management
Duha 0 Comments

Treasury Management System di Perbankan

5/5 - (1 vote)

Industri Perbankan adalah industri yang sangat lengkap dan ketat aturan mainnya, karena bisnis bank adalah bisnis kepercayaan dalam mengelola dana masyarakat (Dana Pihak Ketiga) berupa tabungan, giro dan deposito. Uang bagi perbankan seperti darah bagi manusia, jika uang tidak dikelola secara baik dan efektif maka akan muncul risiko likuiditas dan hal tersebut sangat krusial bagi Perbankan, sama halnya manusia jika aliran darah terganggu maka tubuh manusia akan sakit. Lalu pertanyaannya, bagiamana cara mengelola uang di Perbankan tersebut ? dan siapa yang berperan menjadi jantung di Perbankan dalam mengelola uangnya ? Maka jawabannya adalah Treasury. Fungsi Treasury sangat vital di Perbankan karena mengelola uang sedemikian rupa agar tidak terjadi risiko likuiditas. Dalam mengelola uang atau likuiditas di Bank, saat ini bagian Treasury sudah banyak tools/ sistem yang membantu pengelolaannya secara otomasi sehingga risiko operasional dan likuiditas menjadi terkendali.

Treasury management system di perbankan adalah software sistem terotomasi yang mengelola kegiatan funding (penyimpanan dana dan investasi), likuiditas (kemampuan bank untuk memenuhi kebutuhan operasional sewaktu-waktu), dan risiko perbankan.

Penerapan treasury management system dilatarbelakangi oleh hal-hal sebagai berikut:

  1. Compliance (kepatuhan): Treasury management system bermanfaat untuk memastikan bahwa sistem treasury sesuai dengan tata kelola internal yang ada serta persyaratan dan regulasi perbankan. Sistem ini memungkinkan transaksi treasury dilakukan secara terstandardisasi sehingga seluruh transaksi dapat dilacak dan memudahkan organisasi dalam pemenuhan compliance terhadap persyaratan.
  2. Informasi secara real-time: Perkembangan tekonologi dan internet telah memungkinkan pengiriman dan penerimaan informasi dilakukan secara real time. Sistem ini memungkinkan pengguna untuk mengumpulkan seluruh informasi dan data yang diperlukan dalam bentuk laporan sehingga pengguna dapat membuat keputusan yang tepat.
  3. Integrasi teknologi: Salah satu kendala yang biasa dihadapi oleh organisasi adalah software yang akan diimplementasikan tidak dapat diintegrasikan dengan software yang digunakan saat ini. Treasury management system didesain sehingga dapat diintegrasikan dengan Core Banking System (CBS) dan sistem lainnya.
  4. International market: Transaksi dalam skala global yang dilakukan dengan perbedaan nilai mata uang dapat menimbulkan berbagai risiko. Dengan adanya treasury management system, pengelolaan transaksi dengan perbedaan nilai mata uang menjadi lebih mudah.

Treasury management system memegang peran utama dalam pengelolaan keuangan dan bertanggung jawab untuk menjaga likuiditas perbankan. Agar peran tersebut dapat dipenuhi, treasury management system yang baik harus mampu melakukan beberapa fungsi sebagai berikut:

  1. Membuat peramalan kas: Melakukan rencana pendanaan, rencana investasi, dan rencana operasi
  2. Melakukan tata kelola kas: Menjamin ketersediaan dana yang cukup untuk kebutuhan operasional perusahaan
  3. Melakukan tata kelola investasi: Memantau tingkat pengembalian investasi, memantau tanggal jatuh tempo investasi dengan proyeksi kebutuhan kas, serta tidak menginvestasikan dana pada risiko tinggi
  4. Melakukan tata kelola risiko: Mengantisipasi keadaan ketika suku bunga pasar membumbung tinggi melebihi suku bunga obligasi dan mengantisipasi selisih kurs

Ruang lingkup treasury khususnya untuk bank di Indonesia antara lain sebagai berikut:

  1. Money Market. Pasar uang merupakan pasar tempat instrumen finansial dengan likuiditas tinggi (kas, cek, deposito) diperdagangkan. Grafik pada money market menunjukkan nilai supply-demand terhadap uang.
  2. Foreign Exchange. Transaksi yang memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya. Terdapat beberapa jenis transaksi forex, yaitu (1) spot (penjualan mata uang asing dengan kurs yang berlaku di pasar dengan penyerahan dana segera setelah transaksi disepakati), (2) forward (penjualan mata uang asing dengan kurs forward yang ditetapkan pada saat transaksi. Kurs forward berlaku untuk waktu yang akan datang antara 2×24 jam hingga satu tahun), dan (3) swap (penjualan mata uang asing dengan kurs yang disepakati sekarang sesuai spot rate dengan kombinasi kurs forward).
  3. Fixed Income (Obligasi). Obligasi merupakan surat tanda utang. Badan atau perusahaan yang mengeluarkan obligasi mempunyai utang kepada pemilik surat obligasi. Bank yang aktif dalam transaksi obligasi ditunjuk oleh otoritas moneter sebagai primary dealer.
  4. Derivatives Product & Structured Product. Transaksi derivatif adalah turunan dari plain vanilla product (transaksi terhadap rupiah yang standar) seperti IRS (internal revenue service) dan CCIRS (cross-currency interest rate swap). Transaksi menggunakan produk derivatif dilakukan untuk melindungi nilai. Structured product dipasarkan kepada nasabah yang mengharapkan yield (keuntungan) lebih tinggi daripada produk konservatif.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.