Asset Liability Management (Bagian 3)
Manajemen Valas
Manajemen Valuta Asing (valas/forex) adalah cara bagaimana mengelola aset dan kewajiban Valuta Asing yang baik dengan tujuan mengoptimalkan pendapatan dan meminimalkan risiko, terkait dengan pergerakan Nilai Tukar dan Suku Bunga yang relatif sulit diperkirakan. Tujuan dari manajemen valas adalah untuk membatasi posisi eksposur masing-masing mata uang (valuta asing) serta memonitor kegiatan penjualan beli valas agar posisinya terkendali.
Garis besar tindakan manajamen valas dapat berupa :
- Pengendalian pemerataan mata uang (Foreign Exchange Mismatch), yang meliputi pengendalian Posisi Devisa Neto, pemantauan arus kas transaksi, melakukan peramalan nilai tukar, menetapkan kebijakan dan penggunaan devisa, dan lain-lain.
- Pengendalian laba bersih dari nilai tukar (net exchange gain), yang meliputi penetapan nilai tukar impas, pengendalian spread, melakukan cut loss dan membatasi eksposur.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir manajemen nilai tukar asing adalah memaksimalkan pendapatan dari laba nilai tukar dan pendapatan bunga valas, memperkecil risiko akibat gerakan nilai tukar, dan mendukung tujuan manajemen likuiditas dan kesenjangan. Contoh keputusan dalam manajemen valuta asing adalah penjualan aset valuta asing dan peningkatan dana valas; Sedangkan contoh kebijakan manajemen valuta asing antara lain menetapkan tingkat risiko nilai tukar yang dapat diterima, skenario pergerakan nilai tukar, menetapkan posisi nilai tukar yang akan dipegang pada mata uang tertentu, menetapkan batas dan mengendalikan posisi nilai tukar baik per mata uang maupun secara keseluruhan.
Beberapa pendekatan yang sering digunakan dalam manajemen valuta asing adalah :
- Standard Model (regulator), yaitu menghitung Capital Charge dengan menggunakan Gross Method, untuk Foreign Exchange Risk adalah sebesar 8% dari nilai absolut antara net long position atau net short position untuk seluruh mata uang asing.
- Value at Risk (VaR), terdapat beberapa pendekatan dalam Method VaR untuk Foreign Exchange Risk yaitu :
- Simulasi Historis, yang merupakan metode yang menggunakan kumpulan data historis aktual dari faktor pasar (kurs) selama jangka waktu tertentu untuk menentukan aktual distribusi perubahan nilai portofolio. Nilai aktual portofolio yang diperoleh akan menghasilkan nilai positif (gain) atau negatif (loss) sesuai perubahan data aktual yang digunakan. Selanjutnya nilai aktual portofolio tersebut diurutkan (ranking) dari positif terbesar sampai negatif terbesar. Sesuai dengan tingkat keyakinan yang dipilih, maka akan diperoleh nilai VaR.
- Variance Covarian Foreign Exchange, yang merupakan metode pengukuran VaR yang melibatkan volatilitas dan korelasi antar aset yang ada dalam portofolio. Selain itu, metode ini juga menggunakan model matriks dan kovarian varian aset. Sering juga disebut dengan metode Variance Covariance.
- Metode Monte Carlo, yang merupakan metode pengukuran VaR dengan menghasilkan berbagai alternatif skenario dari data yang dimasukkan. Penggunaan metode ini secara umum lebih mudah dilakukan dengan menggunakan piranti yaitu “software” khusus yang akan memudahkan dan mempercepat hasil pengukuran.
Baca juga: Mengenal Valas, Pengertian, Jenis dan Contohnya
Manajemen Harga
Manajemen harga adalah suatu kegiatan untuk menentukan tingkat suku bunga dari produk-produk yang ditawarkan bank, baik disisi aset maupun kewajiban. Hal ini perlu dilakukan mengingat bahwa dana merupakan bahan baku utama yang dijual oleh suatu bank dalam kegiatan operasionalnya, maka penetapan harga jual untuk penetapan harga aset banyak mendasarkan pada harga beli atau harga pokok dari bahan bakunya yaitu Liability Pricing.
Penetapan tingkat suku bunga (suku bunga) dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat mencakup sebagai berikut :
- Kelompok Pinjaman, faktor-faktor tersebut adalah Cost of Funds, premi risiko, biaya pelayanan, biaya overhead dan personel, margin keuntungan dan frekuensi repricing.
- Kelompok Simpanan yang dipertimbangkan adalah Biaya Dana, biaya pelayanan, biaya overhead dan personel, margin keuntungan, struktur target jatuh tempo, kurva hasil harga simpanan berjangka dan cadangan likuiditas minimum.
Perhitungan Suku Bunga Pinjaman (Lending Rate)
Umumnya disebut dengan Loan Pricing atau Base Lending Rate (BLR) atau juga Prime Rate. Penetapan pricing pinjaman (lending rate) haruslah dapat menutupi semua biaya yang berkaitan dengan pinjaman (baik langsung maupun tidak langsung) serta target keuntungan yang telah ditetapkan. Pada prinsipnya:
Suku Bunga Pinjaman Dasar = Faktor Biaya + Biaya Overhead + Margin Keuntungan
Di mana :
Faktor Biaya = Biaya Dana + Overhead CoF
CoF Overhead = Biaya overhead mobilisasi + Biaya Overhead Penjualan
Margin Keuntungan = Target Laba / Aset Produktif
Perhitungan Suku Bunga Simpanan (Funding Rate)
Sama halnya dengan penetapan harga pinjaman, dalam penetapan suku bunga simpanan terdapat beberapa faktor (selain yang disebutkan diatas) yang ikut mempengaruhi, yaitu tingkat persaingan, karakteristik deposan inti dan deposan kecil. Agar pendanaan lebih stabil terhadap penarikan dana besar, bank harus melakukan diversifikasi suku bunga dengan menarik sebanyak mungkin deposan kecil dan deposan yang kurang sensitif terhadap perubahan suku bunga.