Kondisi ekonomi suatu negara tidak selalu stabil sepanjang waktu. Berbagai peristiwa ekonomi terjadi mulai dari perubahan harga, kebijakan pemerintah, serta preferensi konsumen. Semua bisa berdampak negatif atau positif terhadap kegiatan ekonomi.
Berbagai masalah ekonomi bisa terjadi seperti tingkat pengangguran yang tinggi, produktivitas yang rendah, pendapatan yang menurun, dan permintaan yang lebih rendah. Skenario buruk bisa disebabkan oleh dua kondisi ekonomi yaitu resesi dan deflasi.
Meskipun kedua istilah ekonomi tersebut memiliki dampak buruk yang mirip, keduanya tentu memiliki perbedaan.
Resesi dan deflasi adalah dua jenis kondisi ekonomi yang memiliki kemiripan. Keduanya sama-sama berdampak buruk pada perekonomian suatu negara. Lalu, apa persamaan dan perbedaan keduanya? Ikuti penjelasan berikut ini.
A. Apa Itu Resesi?
Resesi adalah kondisi ekonomi negara memburuk karena penurunan Produk Domestik Bruto (PDB), meningkatnya pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut. Resesi terjadi tepat setelah puncak kegiatan ekonomi dan berakhir selama palungnya dan diukur dengan Produk Domestik Bruto di suatu negara.
Resesi ekonomi terjadi saat kegiatan ekonomi mengalami penurunan yang signifikan dalam waktu stagnan dan lama, mulai dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Keadaan itu kemudian menimbulkan dampak bagi kehidupan masyarakat.
Meskipun jarang terjadi dan sebagian besar berlangsung dalam waktu singkat, resesi memiliki efek menghancurkan pada perekonomian. Namun resesi adalah bagian dari siklus bisnis yang ditandai dengan meningkatnya pengangguran, penurunan keuntungan perusahaan, pertumbuhan yang lambat hingga negatif, dan kegagalan bank.
B. Apa Itu Deflasi?
Deflasi merupakan kondisi saat harga konsumen dan aset jatuh dari waktu ke waktu. Pada tahap awal, deflasi tampak seperti kondisi yang bagus bagi konsumen karena bisa mendapatkan barang dengan harga lebih murah. Padahal kondisi ini bakal berdampak buruk bagi perekonomian.
Penurunan harga membuat konsumen menginginkan harga yang lebih murah, karena itu mereka menunggu penurunan harga komoditas lebih lanjut. Namun, hal ini menyebabkan penurunan permintaan produk sehingga memperlambat pertumbuhan bisnis. Deflasi menimbulkan resesi yang akan menghasilkan lebih sedikit investasi, pendapatan rendah, kehilangan pekerjaan, dan upah yang menurun.
Baca juga:
Deflasi sering disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang lambat dan suku bunga tinggi. Deflasi hanya dapat diukur dengan penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI). Penting untuk diketahui bahwa CPI tidak mengukur harga jual rumah dan harga saham yang merupakan sektor ekonomi penting. Kemungkinan deflasi di salah satu sektor ini akan luput dari perhatian saat menggunakan IHK sebagai ukuran deflasi.
C. Persamaan Resesi dan Deflasi
Sebagai dua jenis kondisi ekonomi yang mirip, resesi san deflasi memiliki kesamaan, yaitu:
- Resesi dan deflasi menciptakan investasi yang rendah, pendapatan yang rendah, tingkat pengangguran yang tinggi dan output produk yang rendah.
- Pada kondisi resesi dan deflasi akan membuat, suku bunga diturunkan untuk menyelamatkan situasi.
D. Perbedaan Resesi dan Deflasi
Resesi dan deflasi sama-sama berdampak buruk pada kondisi perekonomian, namun terdapat perbedaan pada keduanya. Berikut perbedaan antara resesi dan deflasi:
- Secara Definisi
Resesi didefinisikan sebagai kondisi penurunan nyata pada kegiatan ekonomi di suatu negara selama dua kuartal berturut-turut dalam produksi industri, pendapatan riil, penjualan eceran dan grosir, dan PDB.
Sementara deflasi adalah situasi saat harga konsumen dan aset jatuh dari waktu ke waktu.
- Secara Ukuran
Resesi diukur dengan Produk Domestik Bruto di suatu negara. Sementara deflasi diukur dengan penurunan Indeks Harga Konsumen.
- Secara Serangan
Resesi terjadi tepat setelah puncak kegiatan ekonomi dan berakhir selama palungnya atau krisis.
Sementara deflasi terjadi dengan turunnya tingkat harga barang dan jasa.
E. Kesimpulan
Resesi suatu kondisi yang mengacu pada penurunan nyata kegiatan ekonomi di suatu negara selama dua kuartal berturut-turut dalam produksi industri, pendapatan riil, penjualan eceran dan grosir, dan PDB.
Baca juga:
Sementara deflasi mengacu pada situasi saat harga konsumen dan aset jatuh dari waktu ke waktu yang diukur dengan penurunan Indeks Harga Konsumen.
Keduanya menciptakan kondisi buruk pada perekonomian suatu negara karena menghasilkan investasi yang rendah, pendapatan yang rendah, tingkat pengangguran yang tinggi dan output produk yang rendah.